Sabtu, 21 Februari 2015

Inspirasi Pengen Jadi Soleh



Sering kita mendengar pertanyaan terkait filosofi pahala, “Bolehkah kita beribadah demi mengejar pahala ?” Menurut saya, beribadah untuk mengharapkan pahala Allah Swt. Adalah cara pandang dan visi yang sudah tepat. Tidak perlu lagi diutak-atik apalagi dikritisi. Sebab, berharap pahala ini memang sudah Allah perintahkan dan bukan sesuatu yang mengada-ada. Sistem “Berburu pahala” ini adalah cara penghitungan yang paling adil, yaitu seorang akan diberikan reward sesuai dengan usahanya, juga akan diberikan punishment sesuai dengan pelanggarannya. Dan kesemuanya akan dihitung ulang dan diaudit pada Hari Akhir oleh Sang Maha Hakim yang paling adil yaitu, Allah Swt.Allah Swt. Sendiri yang memperkenalkan terminologi pahala ini dalam Al Quran atau sunnah dengan beberapa sebutan, antara lain : Jaza’, Ajr, dan Tsawab. Itu hanya sebagian kecil dari terminologi pahala dalam Al Quran. Masih banyak lagi dalam Al Quran jika kita mau mengkajinya.Berangkat dari kejar-mengejar pahala. Saya teringat akan pesan ustad saya dulu (sebutan lain untuk guru dalam Islam) sesudah kelulusan Sekolah Menengah Atas. Beliau berpesan,“ Hidup di dunia ini Cuma sekali. Maka, pergunakanlah dengan sebaik-baiknya untuk menebarkan manfaat sebanyak-banyaknya untuk umat ‘’. Pesan inilah yang selalu saya pegang dalam relung tekad pada awal mula saya berstatus sebagai Mahasiswa Baru di salah satu universitas ternama di Jawa Tengah. Saya selalu berfikir, “ Saya harus bermanfaat, Saya harus berguna, minimal untuk negeri ini. ‘’ Negeri ini butuh orang-orang baik untuk memimpinnya. Karena, jika pemimpinnya baik maka rakyatnya pun ikut baik. Sebaliknya, jika pemimpinnya buruk maka rakyatnya pun ikut buruk. Filosofi Ibda bi nafsik yang telah Rasulullah contohkan saat Beliau ingin merubah lingkungan dan kaumnya yang saat itu sangat jahil (bodoh), menjadi patokan tekad saya sebelum merubah keadaan umat dan negeri ini. Ya, kita harus mulai dari diri sendiri terlebih dahulu sebelum ingin merubah orang lain. Karena, merakalah cerminan dari diri kita.Melihat keadaan negeri ini yang semakin amburadul tak tentu arah dan tujuan. Di mana semua elit politik baik dari kalangan proletar hingga kalangan atas penguasa berebut kekuasaan untuk satu kepuasan individu masing-masing. Budaya inilah yang harus kita rubah sebagai negara yang dahulu dikenal ramah, damai, tentram. Namun, sekarang negara ini seakan disetir oleh kepentingan hawa nafsu masing-masing indvidu. Tidak adalagi rasa persatuan, cinta kasih sayang kepada sesama. Semua bersaing untuk kepuasan masing-masing. Survival of the fittest. Kata inilah yang pantas untuk keadaan negeri saat ini. Berangkat dari hal ini, saya terinspirasi untuk membuat blog dengan tag line “ Pengen Jadi Soleh “.  Harapannya, tidak hanya sekadar keinginan untuk menjadi soleh namun dapat menjadi orang yang soleh yang dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk umat.“ Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Qs. Ali Imran : 14).
Salam Ukhuwah dari Saudara kalian,         
Muslim El Mishry